Halaman

Bangunan Pengendali Erosi

Bangunan Pengendali Erosi. Erosi adalah peristiwa pengikisan permukaan tanah oleh air. Erosi akan menyebabkan tanah akan kehilangan produktivitasnya terutama jika tanah tersebut di gunakan sebagai lahan pertanian. Seperti kita ketahui, tanah yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian atau perkebunan lebih mudah terkikis daripada tanah dengan vegetasi alami. Untuk itu harus di lakukan upaya untuk mencegah dan meminimalkan erosi. Salah satunya adalah dengan  membangun bangunan pengendali erosi. Berikut ini adalah beberapa bangunan pengendali erosi yang sering kita temui, diantaranya adalah:

1. Teras Siring

Bagunan teras siring seringkali kita temui kalau kita berkunjung ke daerah pertanian di daerah berbukit. Bahkan di daerah Bali bagunan teras siringnya menjadi objek wisata. Teras siring di buat dengan cara memotong lereng dan meratakan tanah di bidang olah sehingga terbentuk deretan menyerupai anak tangga tetapi dengan bidang yang lebih luas. Pada tiap-diap bidang olah di lengkapi dengan saluran pembuangan air. Teras siring biasanya di terapkan pada lahan dengan kemiringan 10 – 40 derajat, dengan jenis tanah solum dalam.

2. Rorak

Rorak adalah sebutan untuk lubang buatan di tanah yang di buat memotong lereng. Fungsinya adalah untuk menampung dan meresapkan air di kedalam tanah. Dengan adanya rorak, aliran ar dari atas akan tertampung di dalamnya sehingga tanah yang terbawa bersama air dapat tertampung di sana dan dapat di kembalikan ke bidang olah.  Ukuran rorak tergantung pada kemiringan lahan dan besarnya air limpasan. Semakin banyak air limpasan, maka lebar dan kedalamnya harus semakin besar, sehingga dapat menampung banyak air. Umumnya rorak dibuat dengan ukuran panjang 1-2 m, lebar 0,25-0,50 m dan dalam 0,20-0,30 m. Atau, panjang 1- 2 m, lebar 0,3-0,4 m dan dalam 0,4-0,5 m. Jarak antar- rorak dalam kontur adalah 2-3 m dan jarak antara rorak bagian atas dengan rorak di bawahnya 3-5 m.

3. Biopori

Adalah sejenis rorak yang di disi dengan sampah organik. Fungsinya hampir sama dengan rorak yaitu untuk membantu peresapan air kedalam tanah. Sampah organi yang di masukan kedalamnya juga bermanfaat untuk mengembalikan kesuburan tanah.

4. Mulsa

Mulsa adalah salah satu cara mengendalikan erosi yang tidak permanem. Mulsa hanya di berikan pada tanah yang telah di olah dan siap untuk di tanami. Salah satu fungsi pemberian mulsa adalah untuk mencegah erosi karena butiran air hujan tidak akan dapat menyentuh tanah secara langsung tetapi tertahan oleh mulsa yang menutupinya. Pemasangan mulsa juga berguna untuk mengurangi evaporasi, sehingga kelembaban terjaga. Mulsa yang sering di gunakan adalah mulsa plastik hitam perak dan mulsa jerami.

5. Parit

Parit adalah lubang aliran air yang biasanya dibuat disisi kiri kanan guludan. Fungsi parit ini selain sebagai tempat untuk menampung air, juga sebagai tempat sedimentasi untuk tanah yang terbawa arus air. Sehingga tanah yang tertampung di sana dapat di kembalikan ke lahan. Selain itu dengan adanya parit, dapat mempermudah untuk mendapatkan air untuk menyirami tanamann.

Selain bengunan pengendali erosi yang di sebutkan di atas sana, masih banyak lagi macam-macam bangunan pengendali erosi yang lain seperti embung, dam, waduk, dll.

No comments